Aku terlahir dari rahim ibuku yang
tersayang. Aku tumbuh dalam belain tangan ibuku tercinta. Dan aku hidup bersama
ibuku yang kupuja. Hari ini tanggal 22 Desember 2014 hari yang sangat
mengembirakan untuk para ibu. Ya, para ibu bergembira karna hari ini tlah
diakui sebagai hari ibu. Selamat hari Ibu, ibuku tersayang….. Itulah yang biasa
terucap untuk seorang ibu dari anaknya. Dan begitu pula aku. Pagi ini kuucapkan
selamat hari Ibu untuk Ibuku bersama adikku tersayang. Dengan memberikan sebuah
cupcake dan memberi sebuah helm sebagai hadiah untuk Ibu. Kami sebenarnya ingin
memberikan hadiah yang lebih berharga daripada sebuah helm seperti kalung emas,
cincin emas, ataupun gelang emas. Namun, keterbatasan dana membuat kami
mengurungkan niat kami. Kami khawatir Ibu tak suka dengan hadiah yang kami
berikan. Karna jika dibanding dengan pengorbanan Ibu sekarang, hadiah kami tak
ada apa-apanya. Tapi ketika kami menuruni anak tangga dan mulai menyanyikan
lagu tentang Ibu dengan membawa cupcake yang kami hiasi dengan lilin kecil
berwarna kuning yang menyala, Ibu mulai menangis. Entah karna rasa haru atau
malu karna saat itu Ibu masih memakai daster dan belum mandi. Ibu mengucapkan
terimakasih dan memeluk erat kami berdua. Ketika Ibu membuka hadiah yang kami
berikan, Ibu terlihat senang dan Ibu berkata, “Kenapa harus repot-repot
membelikan hadiah segala?” Kata Ibu dengan memberikannya hadiah, Ibu takut
kalau itu akan memberatkan anak-anaknya. Sungguh betapa baiknya Ibu yang tak pernah
berharap apa-apa dari anaknya setelah pengorbanan yang Beliau lakukan untuk
merawat dan mendidik anak-anaknya. Suasana haru itu sekejap pergi dan kemudian
kembali dengan tiba-tiba. Ketika Ibu tiba-tiba menangis untuk kedua kalinya dan
memeluk kami, anak-anaknya. Ketika kami bertanya kenapa, ibu menjawab bahwa
beliau teringat Almarhum Ibunya, yaitu nenek kami. Entah apa yang dipikirkan
adikku saat itu. Namun aku berpikir
bahwa betapa beruntungnya kami karna masih bisa memeluk erat Ibu kami di
hari Ibu ini. Beruntunglah dan berbahagialah para anak yang masih bisa
mengucapkan “Selamat Hari Ibu” untuk ibu mereka. Meskipun kalian berada
berjauhan, setidaknya kalian masih bisa mendengarkan suara ibu kalian tercinta.
Untukmu para anak yang tak mampu bertemu ataupun mendengar suara hangat ibumu
lewat telpon, bersyukurlah kalian masih bisa mengirim doa kepada Tuhan untuk keselamatan
dan kebahagiaannya.
Untuk para Ibu, sebelum hari ini berakhir kuucapkan sekali
lagi SELAMAT HARI IBU...
Yang terspesial Ibuku, Maaf ananda belum bisa
membahagiakanmu, Ibu..
Maaf untuk segala kelakuan dan perkataan yang slalu membuatmu
sedih. Meskipun ananda terasa menjengkelkan untukmu, ananda harap jangan pernah
hapus nama ananda dalam doamu Ibu…
Jangan pernah lelah untuk menasihati ananda,
Ibu..
Dan jangan pernah lelah untuk merawat ananda dengan kasih sayang yang
engkau punya, Ibu…
Ibu, mungkin dihari-hari biasa aku tak mampu mengucapkan aku
menyayangimu dan untuk hari ini aku akan menghilangkan gengsiku untuk berkata
AKU MENYAYANGIMU, IBU…
Jangan pernah tinggalkan gadis kecilmu ini, Ibuku sayang…