Senin, 22 Desember 2014

Ibu, Aku Menyayangimu



Aku terlahir dari rahim ibuku yang tersayang. Aku tumbuh dalam belain tangan ibuku tercinta. Dan aku hidup bersama ibuku yang kupuja. Hari ini tanggal 22 Desember 2014 hari yang sangat mengembirakan untuk para ibu. Ya, para ibu bergembira karna hari ini tlah diakui sebagai hari ibu. Selamat hari Ibu, ibuku tersayang….. Itulah yang biasa terucap untuk seorang ibu dari anaknya. Dan begitu pula aku. Pagi ini kuucapkan selamat hari Ibu untuk Ibuku bersama adikku tersayang. Dengan memberikan sebuah cupcake dan memberi sebuah helm sebagai hadiah untuk Ibu. Kami sebenarnya ingin memberikan hadiah yang lebih berharga daripada sebuah helm seperti kalung emas, cincin emas, ataupun gelang emas. Namun, keterbatasan dana membuat kami mengurungkan niat kami. Kami khawatir Ibu tak suka dengan hadiah yang kami berikan. Karna jika dibanding dengan pengorbanan Ibu sekarang, hadiah kami tak ada apa-apanya. Tapi ketika kami menuruni anak tangga dan mulai menyanyikan lagu tentang Ibu dengan membawa cupcake yang kami hiasi dengan lilin kecil berwarna kuning yang menyala, Ibu mulai menangis. Entah karna rasa haru atau malu karna saat itu Ibu masih memakai daster dan belum mandi. Ibu mengucapkan terimakasih dan memeluk erat kami berdua. Ketika Ibu membuka hadiah yang kami berikan, Ibu terlihat senang dan Ibu berkata, “Kenapa harus repot-repot membelikan hadiah segala?” Kata Ibu dengan memberikannya hadiah, Ibu takut kalau itu akan memberatkan anak-anaknya. Sungguh betapa baiknya Ibu yang tak pernah berharap apa-apa dari anaknya setelah pengorbanan yang Beliau lakukan untuk merawat dan mendidik anak-anaknya. Suasana haru itu sekejap pergi dan kemudian kembali dengan tiba-tiba. Ketika Ibu tiba-tiba menangis untuk kedua kalinya dan memeluk kami, anak-anaknya. Ketika kami bertanya kenapa, ibu menjawab bahwa beliau teringat Almarhum Ibunya, yaitu nenek kami. Entah apa yang dipikirkan adikku saat itu. Namun aku berpikir  bahwa betapa beruntungnya kami karna masih bisa memeluk erat Ibu kami di hari Ibu ini. Beruntunglah dan berbahagialah para anak yang masih bisa mengucapkan “Selamat Hari Ibu” untuk ibu mereka. Meskipun kalian berada berjauhan, setidaknya kalian masih bisa mendengarkan suara ibu kalian tercinta. Untukmu para anak yang tak mampu bertemu ataupun mendengar suara hangat ibumu lewat telpon, bersyukurlah kalian masih bisa mengirim doa kepada Tuhan untuk keselamatan dan kebahagiaannya. 
Untuk para Ibu, sebelum hari ini berakhir kuucapkan sekali lagi SELAMAT HARI IBU...
Yang terspesial Ibuku, Maaf ananda belum bisa membahagiakanmu, Ibu.. 
Maaf untuk segala kelakuan dan perkataan yang slalu membuatmu sedih. Meskipun ananda terasa menjengkelkan untukmu, ananda harap jangan pernah hapus nama ananda dalam doamu Ibu… 
Jangan pernah lelah untuk menasihati ananda, Ibu.. 
Dan jangan pernah lelah untuk merawat ananda dengan kasih sayang yang engkau punya, Ibu… 
Ibu, mungkin dihari-hari biasa aku tak mampu mengucapkan aku menyayangimu dan untuk hari ini aku akan menghilangkan gengsiku untuk berkata AKU MENYAYANGIMU, IBU… 
Jangan pernah tinggalkan gadis kecilmu ini, Ibuku sayang…